Sebagai kota pelajar dan kota budaya, Yogyakarta menjadi salah satu tujuan yang menarik bagi pendatang, terutama mahasiswa dan pelajar yang ingin bersekolah ke Yogyakarta. Kedatangan para pendatang dari luar Yogyakarta menyebabkan perkembangan yang luar biasa dalam bidang properti. Properti yang paling banyak diminati adalah rumah dan apartemen.
Banyaknya perkembangan dalam bidang properti, khususnya rumah menyebabkan Pengembang Perumahan Yogyakarta pun semakin meningkat. Banyak pengembang perumahan yang menawarkan rumah dengan berbagai jenis tipe dan lokasi yang berbeda-beda. Tiga lokasi yang paling banyak digunakan untuk pengembangan rumah adalah rumah Sleman, rumah Kulon Progo, dan rumah Gunung Kidul.
Peminat rumah-rumah di ketiga lokasi tersebut didasari oleh berbagai macam alasan. Rumah Sleman banyak dicari karena banyak kampus terkenal dan terbesar yang terletak di daerah Sleman bagian utara, seperti UGM, UNY, UII, Atma Jaya dan lain sebagainya. Peminat rumah Gunung Kidul meningkat karena di Gunung Kidul terdapat berbagai macam wisata baru terutama wisata pantainya yang sangat terkenal, seperti pantai Indrayanti, pantai siung, pantai Wediombo, pantai Baron dan masih banyak destinasi wisata lainnya. Sehingga bagi para pecinta pantai memiliki rumah di daerah ini, sangat cocok dan menjadi impian. Terakhir rumah Kulon Progo, banyak orang yang berbondong-bondong mencari dan membeli rumah di daerah Kulon Progo karena akan dibangun sebuah bandara internasional bernama New Yogyakarta International Airport. Tentu akan banyak keuntungan yang diperoleh, jika kita memiliki rumah di daerah bandara. Salah satu keuntungan tersebut adalah harga rumah yang melonjak tinggi.
Hampir semua perumahan yang ada di rumah Sleman, rumah Kulon Progo, maupun rumah Gunung Kidul memiliki tipe rumah yang sama. Tipe rumah yang sering dibangun di tiga daerah ini adalah tipe rumah 36 dan 70. Tipe rumah 36 dan 70 lebih banyak dipilih karena bentuknya yang simpel dan mencukupi semua kebutuhan sebuah keluarga kecil. Tipe rumah 36 dan 70 biasanya hanya memiliki dua atau tiga kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruang tamu, satu ruang keluarga atau ruang makan dan satu dapur.
Selain itu, tipe rumah 36 dan 70 mengusung konsep rumah tumbuh dan tidak memerlukan banyak lahan untuk pembangunan rumah. Konsep rumah tumbuh yang dimaksud adalah sisa lahan yang cukup luas, kelak bisa dibangun sebuah taman atau dikembangkan menjadi bangunan lain, bahkan bisa dibangun rumah lagi, tergantung sisa lahan yang dimiliki. Misalnya saja luas tanah yang dibeli seluas 125 m² maka dengan membangun rumah tipe 36 yang memiliki luas 36 m², sisa lahan yang dimiliki sangat luas. Selain itu karena luas rumah yang tidak terlalu memakan lahan, maka kita tidak membutuhkan tanah yang terlalu luas. Sehingga, jika kita hanya memiliki uang yang minim, kita bisa membeli tanah seluas 70 m² untuk membangun rumah tipe 36.